Dasar-Dasar Beton_Material Beton
Hai semuanya, kali ini aku bakal share ilmu yang sudah aku dapet nih, dan khususnya untuk anakteknik sipil ataupun yang berhubungan dengan bangunan. semoga bermanfaat...like and share mohon komennya yahh. :)ok langsung aja___
Beton terbuat dari campuran:
- semen
- air
- agregat (kerikil) kasar dan halus
- admixture (zat aditif) jika diperlukan
Material-material
ini dicampur dan diaduk dengan jumlah tertentu sehingga mudah dipindahkan,
ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan dibentuk (finish),
dan campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan produk yang kuat
dan tahan lama.
Jumlah dari
masing-masing bahan yang dicampurkan (semen, air, agregat, dll) akan
mempengaruhi properti dari beton yang dihasilkan.
SEMEN.
Berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar agregat satu sama lain.
Jenis-jenis semen yang ada di Indonesia antara lain:
- Semen portland putih
- Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
- Semen portland campur
- Semen masonry
- Semen portland komposit
Berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk pasta. Pasta semen ini berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar agregat satu sama lain.
Jenis-jenis semen yang ada di Indonesia antara lain:
- Semen portland putih
- Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
- Semen portland campur
- Semen masonry
- Semen portland komposit
Tiap jenis
semen akan memberikan properti yang berbeda pada beton yang dihasilkannya.
Semen portland adalah tipe semen yang paling umum digunakan untuk membuat
campuran beton.
Penyimpanan
Semen
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban. Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air sehingga mengeras. Oleh karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban. Jika lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air sehingga mengeras. Oleh karena itu, dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Tumpukan
semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal atau sejenisnya untuk memberikan
perlindungan ekstra. Jangan lupa, sirkulasi udara tetap harus diperhatikan.
Tumpukan
semen yang sangat banyak biasanya diletakkan di dalam gudang khusus.
AGGREGAT
Disebut juga kerikil, atau istilah tukang biasanya “batu split” (maksutnya opo yo??). Sudahlah.. bahasa mereka memang agak beda, yang penting bisa diterjemahkan ke bahasa teknis.
Oke.. aggregat ada dua jenis: aggregat kasar dan aggregat halus. Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil atau jenis crushed rock. Sementara aggregat halus biasanya terdiri dari pasir dan kerikil halus. Pasir harus pasir beneran, bukan pasir pecahan bata atau plesteran yang dihaluskan.
AGGREGAT
Disebut juga kerikil, atau istilah tukang biasanya “batu split” (maksutnya opo yo??). Sudahlah.. bahasa mereka memang agak beda, yang penting bisa diterjemahkan ke bahasa teknis.
Oke.. aggregat ada dua jenis: aggregat kasar dan aggregat halus. Aggregat kasar berupa kerikil-kerikil atau jenis crushed rock. Sementara aggregat halus biasanya terdiri dari pasir dan kerikil halus. Pasir harus pasir beneran, bukan pasir pecahan bata atau plesteran yang dihaluskan.
Hal-hal
tentang aggregat.
- Kuat dan keras! Aggregat yang
rapuh dan keropos bisa menurunkan kualitas beton.
- Tahan terhadap waktu dan cuaca
seekstrim apapun. Ada jenis batu-batuan yang tidak tahan terhadap
perubahan cuaca sehingga mudah pecah. Jenis ini tidak cocok untuk
dijadikan aggregat beton.
- Tidak reaktif (secara kimia).
Aggregat tidak boleh bereaksi terhadap kandungan kimia dari semen, sebab
dapat menurunkan kualitas beton.
- Bersih. Jika permukaan aggregat
terdapat lapisan lempur atau tanah, maka lekatan antara aggregat dengan
semen tidak akan maksimal.
- Gradasi ukuran. Ukuran aggregat
harus bermacam-macam. Tidak boleh didominasi oleh satu ukuran tertentu.
Gradasi ukuran ini akan membuat beton manjadi padat dan lebih kuat.
- Aggregat bulat lebih mudah
dicampur, sementara aggregat bersudut sedikit lebih susah tapi bisa
membuat beton lebih kuat.
Penyimpanan Aggregat
Aggregat harus diletakkan di tempat yang bersih dari kotoran seperti dedaunan, ranting pohon, lumpur, dan sampah-sampah kecil lainnya. Jika aggregat terlalu basah (misalnya kena hujan), maka takaran air sewaktu mencampur beton boleh dikurangi.
Aggregat harus diletakkan di tempat yang bersih dari kotoran seperti dedaunan, ranting pohon, lumpur, dan sampah-sampah kecil lainnya. Jika aggregat terlalu basah (misalnya kena hujan), maka takaran air sewaktu mencampur beton boleh dikurangi.
AIR
Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi pasta yang kemudian mengikat semua aggregat dari yang paling besar sampai paling halus.
Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi pasta yang kemudian mengikat semua aggregat dari yang paling besar sampai paling halus.
Air harus
bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat
mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling banyak digunakan untuk mencampur
adukan beton. Air laut tidak disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada
besi tulangan. Air sungai? Lihat-lihat dulu.. ada buangan limbah atau tidak? :)
ADMIXTURE
(Aditif)
Zat aditif biasanya ditambahkan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk meningkatkan mutu beton, mempercepat proses pengerasan dan pengeringan beton, mengubah tingkat keenceran sehingga mudah dituang, dll.
Zat aditif biasanya ditambahkan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk meningkatkan mutu beton, mempercepat proses pengerasan dan pengeringan beton, mengubah tingkat keenceran sehingga mudah dituang, dll.
BAGAIMANA
PROSES PENCAMPURAN BAHAN-BAHAN TERSEBUT?
Aggregat
kasar dan aggregat hasul dicampur terlebih dahulu. Kemudian sejumlah semen
ditambahkan dan diaduk ke campuran aggregat. Air ditambahkan sedikit demi
sedikit sehingga semen dapat berubah menjadi pasta dan merekatkan aggregat
dengan baik.[]
Workability, Cohesiveness, Strength, dan Durability.
Beton
memiliki tiga kondisi tahapan bentuk, yaitu :
Plastic, Setting, dan Hardening.
Plastic, Setting, dan Hardening.
TAHAPAN KONDISI BETON
Tahap Plastis. Ketika
bahan-bahan beton pertama kali dicampurkan, bentuknya menyerupai sebuah
“adonan”. Lunak, encer, sehingga dapat dituang dan dibentuk menjadi
bermacam-macam bentuk. Tahapan ini dinamakan kondisi plastis. Beton harus dalam
kondisi plastis pada saat penuangan (pengecoran) dan pemadatan (kompaksi).
Karakteristik
yang paling penting di kondisi plastis ini adalah workability dan cohesiveness.
Kaki kita
akan tenggelam jika mencoba berdiri di atas beton yang masih dalam kondisi
plastis.
Tahap Setting. Selanjutnya, beton akan mulai mengeras dan kaku. Ketika beton tidak lagi lunak, dan mulai mengeras, kondisinya dinamakan setting. Setting terjadi setelah kompaksi (pemadatan) dan pemolesan akhir (finishing). Beton yang basah seperti becek akan lebih mudah ditempatkan tetapi lebih sulit untuk dilakukan finishing.
Jika kita
menginjakkan kaki di atas beton yang sedang setting, kaki kita tidak akan
tenggelam, tetapi jejak kaki kita akan muncul di permukaan beton tersebut.
Tahap Pengerasan (hardening). Setelah melalui tahap setting, beton mulai mengeras
dan mencapai kekuatannya. Karakteristik yang ada pada tahap ini adalah kekuatan
dan durabilitas (daya tahan).
Kaki kita
tidak akan meninggalkan jejak jika diinjakkan di atas beton yang sudah
mengeras.
WORKABILITY
Workability
adalah kemampuan untuk dilaksanakan atau dikerjakan, yang meliputi bagaimana
beton itu mudah untuk dibawa dan ditempatkan di mana-mana, mudah dikerjakan,
mudah dipadatkan, dan mudah untuk dilakukan finishing.
Beton yang
cenderung “kering” alias kekurangan air tentu saja agak susah dibentuk, susah
dipindahkan, bahkan nantinya susah difinishing. Kalo tidak dibangun dengan
benar, beton tersebut tidak akan kuat dan tahan lama.
Workability
beton dapat diuji dengan melakukan slump test. Pengujian ini akan dibahas di
bagian ke-3.
Apa saja
yang mempengaruhi workability?
- Jumlah semen pasta (adukan
semen). Semen pasta adalah campuran semen dan air. Semakin banyak pasta
semen yang dicampur dengan aggregat kasar dan halus, maka semakin besar
workabilitynya.
- Tingkat gradasi aggregat. Well-graded
(tergradasi dengan baik), permukaan halus, dan bentuk cenderung bulat
cenderung meningkatkan workability dari campuran beton.
Untuk
meningkatkan workability, dapat dilakukan dengan
- Menambah pasta semen (air +
semen)
- Menggunakan well-graded
aggregat
- Menggunakan admixture
Warning!!
Sebaiknya hindari peningkatan workability dengan menambahkan air saja, sebab dapat menurangi kekuatan dan daya tahan beton.
Sebaiknya hindari peningkatan workability dengan menambahkan air saja, sebab dapat menurangi kekuatan dan daya tahan beton.
KEKUATAN DAN DAYA TAHAN.
Beton yang
baik terbuat dari material yang kuat dan tahan lama secara alami. Maksudnya,
jika material pembentuk beton sudah kuat dan tahan, bisa dijamin beton yang
dihasilkan juga lebih kuat. Ciri-cirinya beton yang kuat dan memiliki daya
tahan yang tinggi adalah: padat, kedap air (tidak berpori), tahan terhadap
perubahan suhu, dan tahan terhadap keausan dan pelapukan.
Kekuatan dan
daya tahan saling berhubungan. Semakin tinggi kekuatan (mutu) beton, semakin
tinggi pula daya tahannya.
Beton yang
baik sangat penting untuk melindungi besi tulangan yang ada di dalam inti
beton. Kekuatan beton biasanya diukur dengan Uji Kekuatan Beton. Tentang
pengujian ini juga akan dibahas di bagian ke-3.
Kekuatan dan
daya tahan sangat ditentukan oleh:
- Pemadatan. Pemadatan ini betujuan untuk
menghilangkan udara yang ada di dalam beton. Tentu saja pemadatan ini dilakukan
ketika beton masih cair.
- Pemeliharaan
(Curing). Curing adalah “membasahi” beton yang
sudah setting (keras) untuk beberapa waktu tertentu. Tujuannya adalah
untuk mengurangi penguapan air yang berlebihan, sehingga air yang ada di
dalam campuran beton dapat bereaksi secara optimal. Semakin lama proses curing,
semakin tinggi daya tahan beton yang dihasilkan.
- Cuaca. Cuaca yang agak hangat dapat
membuat beton mencapai kekuatan yang tinggi dalam waktu yang tidak lama.
- Tipe Semen. Tipe semen yang berbeda juga
berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton.
- Rasio air
terhadap semen, biasa disebut w/c ratio. Kebanyakan air atau kekuarangan semen dapat
mengakibatkan beton menjadi tidak kuat dan tentu saja tidak tahan lama.
W/C ratio adalah perbandingan BERAT air terhadap BERAT semen. Karena berat
1 liter air sama dengan 1 kg, maka orang lebih banyak menggunakan
perbandingan VOLUME air (dalam liter) terhadap BERAT semen (dalam kg).
Ada dua
pengujian yang utama yang dilakuan terhadap beton, yaitu :
- SLUMP Test
Slump Test bertujuan untuk menunjukkan Workability atau istilah bakunya kelecakan (seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton.
Lihat Bagian 2 - COMPRESSION Test atau Tes Uji
Tekan
Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa dicapai beton tersebut. Test Uji Tekan ini tentu saja dilakukan pada saat beton sudah mengeras.
Test
tersebut harus selalu dilakukan dengan hati-hati. Test yang kurang
memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil yang tidak
tepat.
SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya dari truk beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi, bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya dari truk beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi, bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat
diambil dalam dua cara:
- Untuk persetujuan boleh dipakai
atau tidak, sampel diambil setelah 0.2 meter kubik beton sudah dituang
(dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu sebanyak 0.2 m kubik,
kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh dipakai. Jika
tidak, tentu saja dikembalikan. :D
- Untuk pengecekan rutin: sampel
diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam truk.
SLUMP TEST
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari yang ditargetkan.
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari yang ditargetkan.
Peralatan
- Slump cone standar (diamter
atas 100 mm, diameter bawah 200 mm, dan tinggi 300 mm)
- Sekup kecil
- Batang besi silinder (panjang
600 mm, diameter 16 mm)
- Penggaris/mistar/ruler
- Papan slump (ukuran 500×500 mm)
Prosedur
- Bersihkan cone. Basahi
permukaannya dengan air, dan tempatkan di papan slump. Papan slump harus
bersih, stabil (tidak mudah bergeser),tidak berdebu, dan tidak miring.
- Ambil sampel beton
Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone dengan sampel. Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk-nusuk beton sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian terluar ke bagian tengah.
Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya sampai ke bagian atas lapisan pertama. Bukan ke dasar cone.
Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.
Ratakan bagian atas beton yang “meluap” dengan menggunakan batang besi. Bersikan papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan lepaskan pijakan.
Angkat pelan-pelan cone tersebut. Jangan sampai sampel bergerak/bergeser.
Balikkan cone, tempatkan di samping sampel, dan letakkan batang besi di atas cone yang terbalik tersebut.
Ukur slump beberapa titik, dan catat rata-ratanya.
Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain, kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut boleh ditolak.
UJI KUAT TEKAN
Uji kuat
tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah mengeras.
Test ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off-site).
Yang bisa dilakukan di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton
silinder untuk diuji. Kan, sampelnya ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke
laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder. Cetakan silinder harus
disediakan di lokasi proyek.
Kekuatan
beton dapat diukur dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat
tekan ini menunjukkan mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.
Peralatan
Pembuatan Sampel
- Tabung/silinder cetakan
(diameter 100mm x 200mm H, atau diameter 150 mm x 300 mm H)
- Sekup kecil.
- Batang besi silinder (diameter
16 mm, panjang 600 mm)
- Pelat baja sebagai dudukan
Prosedur
Pembuatan Sampel Silinder
- Bersihkan cetakan silinder dan
lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar adukan beton tidak
menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
- Ambil sampel adukan beton.
Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.
Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali sampai ke atas lapisan pertama.
Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel di sekitar cetakan.
Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurang-kurangnya selama 24 jam.
Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan.
Untuk detail
Uji Tekan, sambil menunggu.. saya hubungi laboratorium dulu kalau begitu.
Adukan Beton
direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah
dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.
Komposisi
yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi sifat beton yang
dihasilkan pada akhirnya. Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat.
Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak dilakukan
pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.
SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
RASIO
AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan muncul di permukaan setelah dipadatkan.
PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.
Beton
biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site)
ada juga yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix,
takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian dicampur dan dimasukkan
ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton
tidak mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus
betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi
karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam
drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan
memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa
tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah sedotan, drum truk itu bisa kita beri
label “Jus Beton Segar”.. :D
Sementara
beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN
(mirip-mirip nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan,
agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh
pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu
beton yang diinginkan.
Ada kata
pepatah: Jangan menggunakan sekop untuk menakar adukan beton untuk
molen! (Padahal ini yang sering dilakukan) :D
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. :) (hmm..)
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. :) (hmm..)
Ketika semua
bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga semua bahan tercampur.
Katanya sih, kalau sudah tidak ada pasir yang terlihat secara kasat mata,
berarti adukannya itu sudah merata. Saat itulah dilakukan penambahan air
sedikit demi sedikit.
Molen punya
kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak efektif karena proses
pencampurannya akan memakan waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi
secukupnya dulu, kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah
sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton
diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya.
Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat
adukan kedua, jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.
Nah, untuk
skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan
di tempat yang datar dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah,
dan material pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur
dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti
danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya
tertutup sehingga air bisa dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan,
langsung saja tuang air ke wadah tersebut. :)
Sebagai
penutup, kami akan berikan tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil,
serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton
|
Semen (kg)
|
Pasir (kg)
|
Kerikil
(kg)
|
Air
(liter)
|
w/c ratio
|
7.4 MPa (K
100)
|
247
|
869
|
999
|
215
|
0.87
|
9.8 MPa (K
125)
|
276
|
828
|
1012
|
215
|
0.78
|
12.2 MPa
(K 150)
|
299
|
799
|
1017
|
215
|
0.72
|
14.5 MPa
(K 175)
|
326
|
760
|
1029
|
215
|
0.66
|
16.9 MPa
(K 200)
|
352
|
731
|
1031
|
215
|
0.61
|
19.3 MPa
(K 225)
|
371
|
698
|
1047
|
215
|
0.58
|
21.7 MPa
(K 250)
|
384
|
692
|
1039
|
215
|
0.56
|
24.0 MPa
(K 275)
|
406
|
684
|
1026
|
215
|
0.53
|
26.4 MPa
(K 300)
|
413
|
681
|
1021
|
215
|
0.52
|
28.8 MPa
(K 325)
|
439
|
670
|
1006
|
215
|
0.49
|
31.2 MPa
(K 350)
|
448
|
667
|
1000
|
215
|
0.48
|
Referensi
tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
Artikel ini
membahas hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika mendesain elemen-elemen
struktur khususnya struktur gedung.
Untuk bagian yang pertama kali ini, elemen yang dibahas adalah KOLOM.
Untuk bagian yang pertama kali ini, elemen yang dibahas adalah KOLOM.
A. Analisa
- Jenis taraf penjepitan kolom. Jika menggunakan tumpuan
jepit, harus dipastikan pondasinya cukup kuat untuk menahan momen lentur
dan menjaga agar tidak terjadi rotasi di ujung bawah kolom.
- Reduksi Momen Inersia
Untuk pengaruh retak kolom, momen inersia penampang kolom direduksi menjadi 0.7Ig (Ig = momen inersia bersih penampang)
B. Beban
Desain (Design Loads)
Yang perlu
diperhatikan dalam beban yang digunakan untuk desain kolom beton adalah:
- Kombinasi Pembebanan.
Seperti yang berlaku di SNI Beton, Baja, maupun Kayu. - Reduksi Beban Hidup Kumulatif.
Khusus untuk kolom (dan juga dinding yang memikul beban aksial), beban hidup boleh direduksi dengan menggunakan faktor reduksi beban hidup kumulatif. Rujukannya adalah Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI) untuk Gedung 1983
Tabelnya adalah sebagai berikut:
Jumlah
lantai yang dipikul
|
Koefisien
reduksi
|
1
|
1.0
|
2
|
1.0
|
3
|
0.9
|
4
|
0.8
|
5
|
0.7
|
6
|
0.6
|
7
|
0.5
|
8 atau
lebih
|
0.4
|
- Contoh cara penggunaan:
Misalnya ada sebuah kolom yang memikul 5 lantai. Masing-masing lantai memberikan reaksi beban hidup pada kolom sebesar 60 kN. Maka beban hidup yang digunakan untuk desain kolom pada masing-masing lantai adalah:
- Lantai 5 : 1.0 x 60 = 60 kN
- Lantai 4 : 1.0 x (2×60) = 120 kN
- Lantai 3 : 0.9 x (3×60) = 162 kN
- Lantai 2 : 0.8 x (4×60) = 192 kN
- Lantai 1 : 0.7 x (5×60) = 210 kN
Jadi, lantai paling bawah cukup didesain terhadap beban hidup 210 kN saja, tidak perlu sebesar 5×60 = 300 kN.
Dasar dari pengambilkan reduksi ini adalah bahwa kecil kemungkinan suatu kolom dibebani penuh oleh beban hidup di setiap lantai. Pada contoh di atas, bisa dikatakan bahwa kecil kemungkinan kolom tersebut menerima beban hidup 60 kN pada setiap lantai pada waktu yang bersamaan. Sehingga beban kumulatif tersebut boleh direduksi.
Catatan: Beban ini masih tetap harus dikalikan faktor beban di kombinasi pembebanan, misalnya 1.2D + 1.6L.
D. Gaya
Dalam
- Gaya dalam yang diambil untuk desain harus
sesuai dengan pengelompokan kolom apakah termasuk kolom bergoyang atau tak
bergoyang, apakah termasuk kolom pendek atau kolom langsing.
- Perbesaran momen (orde kesatu), dan analisis
P-Delta (orde kedua) juga harus dipertimbangkan untuk menentukan gaya
dalam.
C. Detailing
Kolom Beton
Untuk
detailing, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Ukuran penampang kolom.
Untuk kolom yang memikul gempa, ukuran kolom yang terkecil tidak boleh kurang dari 300 mm. Perbandingan dimensi kolom yang terkecil terhadap arah tegak lurusnya tidak boleh kurang dari 0.4. Misalnya kolom persegi dengan ukuran terkecil 300mm, maka ukuran arah tegak lurusnya harus tidak lebih dari 300/0.4 = 750 mm. - Rasio tulangan tidak boleh kurang dari 0.01
(1%) dan tidak boleh lebih dari 0.08 (8%). Sementara untuk kolom pemikul
gempa, rasio maksiumumnya adalah 6%. Kadang di dalam prakteknya, tulangan
terpasang kurang dari minimum, misalnya 4D13 untuk kolom ukuran 250×250
(rasio 0.85%). Asalkan beban maksimumnya berada jauh di bawah kapasitas
penampang sih, oke-oke saja. Tapi kalau memang itu kondisinya, mengubah
ukuran kolom menjadi 200×200 dengan 4D13 (r = 1.33%) kami rasa lebih
ekonomis. Yang penting semua persyaratan kekuatan dan kenyamanan masih
terpenuhi.
- Tebal selimut beton adalah 40 mm. Toleransi 10 mm
untuk d sama dengan 200 mm atau lebih kecil, dan toleransi 12 mm untuk d
lebih besar dari 200 mm.
d adalah ukuran penampang dikurangi tebal selimut.d adalah jarak antara serat terluar beton yang mengalami tekan terhadap titik pusat tulangan yang mengalami tarik. Misalnya kolom ukuran 300 x 300 mm, tebal selimut (ke titik berat tulangan utama) adalah 50 mm, maka d = 300-50 = 250 mm.
Catatan:
- toleransi 10 mm artinya selimut beton boleh berkurang sejauh 10 atau 12 mm akibat pergeseran tulangan sewaktu pemasangan besi tulangan. Tetapi toleransi tersebut tidak boleh sengaja dilakukan, misanya dengan memasang “tahu beton” untuk selimut setebal 30 mm.
- Adukan plesteran dan finishing tidak termasuk selimut beton, karena adukan dan finishing tersebut sewaktu-waktu dapat dengan mudah keropos baik disengaja atau tidak disengaja. - Pipa, saluran, atau selubung yang tidak berbahaya bagi beton
(tidak reaktif) boleh ditanam di dalam kolom, asalkan luasnya tidak lebih
dari 4% luas bersih penampang kolom, dan pipa/saluran/selubung tersebut
harus ditanam di dalam inti beton (di dalam sengkang/ties/begel), bukan di
selimut beton.
Pipa aluminium tidak boleh ditanam, kecuali diberi lapisan pelindung. Aluminium dapat bereaksi dengan beton dan besi tulangan.
- Spasi (jarak bersih) antar
tulangan sepanjang
sisi sengkang tidak boleh lebih dari 150 mm.
- Sengkang/ties/begel adalah elemen penting pada
kolom terutama pada daerah pertemuan balok-kolom dalam menahan beban
gempa. Pemasangan sengkang harus benar-benar sesuai dengan yang
disyaratkan oleh SNI.
Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan/megikat tulangan utama dan inti beton tidak “berhamburan” sewaktu menerima gaya aksial yang sangat besar ketika gempa terjadi, sehingga kolom dapat mengembangkan tahanannya hingga batas maksimal (misalnya tulangan mulai leleh atau beton mencapai tegangan 0.85fc’) - Transfer beban aksial pada struktur lantai yang
mutunya berbeda.
Pada high-rise building, kadang kita mendesain kolom dan pelat lantai dengan mutu beton yang berbeda. Misalnya pelat lantai menggunakan fc’25 MPa, dan kolom fc’40 MPa. Pada saat pelaksanaan (pengecoran lantai), bagian kolom yang berpotongan (intersection) dengan lantai tentu akan dicor sesuai mutu beton pelat lantai (25 MPa). Daerah intersection ini harus dicek terhadap beban aksial di atasnya. Tidak jarang di daerah ini diperlukan tambahan tulangan untuk mengakomodiasi kekuatan akibat mutu beton yang berbeda.
Macam macam semen
Semen Trass
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara 60 %– 80 % trass
atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa dengan pozzolona
dengan menambah CaSO4.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Pozzolona
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen ini mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolona
sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan tetapi bentuk halusnya dan
dengan adanya air, senyawa-senyawa tersebut membentuk kalsium aluminat hidrat
yang bersifat hidraulis. Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 %
Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Proses Produksi Semen Portland
Posted by: arpumiko on: January 17, 2010
Menurut Austin (1984), dalam proses produksi semen, saat ini dikenal 4
(empat) macam proses pembuatan semen yaitu:1. Proses Basah
2. Proses Semi Basah
3. Proses Semi Kering
4. Proses Kering.
Pustaka :
Austin, G.T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.
Mengenal Bahan dan Sifat Pozzolan
Posted by: arpumiko on: July 16, 2010
Menurut Neville (1998), sifat pozzolan adalah sifat yang dimiliki
bahan-bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina. Sebenarnya bahan
tersebut tidak memiliki sifat seperti semen. Namun apabila bahan tersebut
digiling hingga halus dan dicampur dengan klinker di finish mill untuk
membentuk semen dan kemudian semen tersebut bereaksi dengan air maka akan
membentuk senyawa CSH dan CAH. Sehingga bahan pozzolan tersebut akan mempunyai
sifat seperti semen. Reaksinya yaitu senyawa silika dan alumina akan mengikat
senyawa Ca(OH)2 untuk membentuk senyawa CSH dan CAH :C3S + H2O ==> CSH dan Ca(OH)2
C2S + H2O ==> CSH dan Ca(OH)2
Ca(OH)2 + H2O + SiO2 ==> CSH
Ca(OH)2 + H2O + Al2O3 ==> CAH
Bahan pozzolan terbagi menjadi 2 yaitu pozzolan alam dan pozzolan buatan. Bahan pozzolan alam contohnya yaitu trass, sedangkan bahan pozzolan buatan contohnya yaitu fly ash.
Pustaka :
Neville, AM. 1998. Properties of Concrete. Fourth Edition.
Proses Kering
Posted by: arpumiko on: July 16, 2010
Pada proses ini bahan baku dihancurkan di dalam raw mill dalam keadaan
kering dan halus. Untuk menunjang proses pengeringan di raw mill maka udara
panas sebagai media pengering dialirkan dari tanur putar. Kemudian hasil
penggilingan raw mill tersebut yang berkadar air 0,5 – 1% dikalsinasikan di
dalam tanur putar. Konsumsi panas di rotary kiln yang dibutuhkan yaitu 900 –
700 Kcal/Kg klinker. Hasil pembakaran di tanur putar berupa butiran hitam
yang disebut terak / klinker. Kemudian terak / klinker tersebut digiling di
finish mill dengan menambahkan gipsum pada perbandingan tertentu untuk
membentuk semen. Proses kering ini menawarkan banyak keuntungan yaitu: tanur
putar yang digunakan relatif pendek, kapasitas produksi lebih besar, konsumsi
panas yang digunakan relatif rendah sehingga konsumsi bahan bakar rendah,
sehingga menjadikan proses kering ini pilihan banyak produsen semen dalam
proses pembuatan semennya.Pustaka:
Austin, G.T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.
Proses Semi Kering
Posted by: arpumiko on: July 16, 2010
Proses ini dikenal dengan nama grate process yang merupakan transisi antara
proses basah dan kering. Pada proses ini umpan tanur disemprot air dengan alat
yang bernama granulator (pelletizer) untuk mengubah umpan tanur menjadi
granular atau nodule dengan kandungan air 10 – 12% dan ukurannya 10 -12 mm
seragam. Proses ini menggunakan tungku tegak (shaft kiln) atau long rotary
kiln. Konsumsi panas untuk proses ini sebesar 1000 Kcal/Kg klinker.Pustaka:
Austin, G.T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.
Proses Semi Basah
Posted by: arpumiko on: July 16, 2010
Pada proses ini penyediaan umpan tanur hampir sama dengan proses basah,
namun umpan tanur yang akan diberikan, disaring terlebih dahulu dengan press
filter. Filter cake dengan kadar 15 – 25% digunakan sebagai umpan tanur.
Konsumsi panas yang digunakan pada proses ini cukup besar sekitar 1000 – 1200
Kcal/Kg klinker. Proses ini jarang digunakan karena biaya produksinya yang
terlalu besar dan kurang menguntungkan.Pustaka:
Austin, G.T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.
Proses Basah
Posted by: arpumiko on: July 16, 2010
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air dalam
jumlah tertentu dan dicampurkan dengan luluhan tanah liat. Bubur halus dengan
kadar air 25 – 40% (slurry) dikalsinasikan dalam tungku panjang (long rotary
kiln). Produk hasil semen akan diperoleh setelah pengeringan dilakukan.Pustaka:
Austin, G.T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.
Proses Produksi Semen Portland
Posted by: arpumiko on: January 17, 2010
Menurut Austin (1984), dalam proses produksi semen, saat ini dikenal 4
(empat) macam proses pembuatan semen yaitu:1. Proses Basah
2. Proses Semi Basah
3. Proses Semi Kering
4. Proses Kering.
Pustaka :
Austin, G.T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries.
Semen Trass
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara 60 %– 80 % trass
atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa dengan pozzolona
dengan menambah CaSO4.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Pozzolona
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen ini mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolona
sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan tetapi bentuk halusnya dan
dengan adanya air, senyawa-senyawa tersebut membentuk kalsium aluminat hidrat
yang bersifat hidraulis. Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 %
Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement)
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen yang memiliki kandugan Alumina tinggi. Dimana perbandingan antara
kapur dan alumina adalah sama. Semen ini dibuat dengan mencampur kapur, silika,
dan oksida silika yang dibakar hingga meleleh dan kemudian hasilnya didinginkan
lalu digiling hingga halus. Ciri dari semen ini memiliki ketahanan terhadap air
yang mengandung sulfat dan air laut cukup tinggi.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Slag (Slag Cement)
Posted by: arpumiko
on: November 21, 2008
Semen slag ini dikenal 2 macam tipe, yaitu1. Eisen portland cement
Yaitu semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran 60% terak portland dan 40 % butir-butir slag tanur tinggi.
2. Hogh Ofen Cement
Semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran yang mengandung 15 – 19 % terak portland cement dan 41 – 85 % butir –butir slag dengan penambahan CaSO4.
Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Alami (Natural Cement)
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen alam ini dihasilkan dari kerang batu kapur yang mengandung tanah liat
seperti komposisi semen di alam. Material ini dibakar sampai suhu pelelehannya
hingga menghasilkan terak. Kemudian terak tersebut digiling menjadi semen yang
halus. Dalam pemakaiannya dicampur dengan semen portland.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen ini digunakan pada temperatur dan tekanan tinggi, sering dijumpai pada
penggunaan pengeboran minyak atau digunakan untuk pengeboran air tanah artesis.
Semen ini merupakan semen portland yang dicampur dengan retarder untuk
memperlambat pengerasan semen seperti lignin, asam borat, casein, dan gula.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Masonry
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen Masonry dibuat dengan menggiling campuran terak semen portland dengan
batu kapur, batu pasir, atau slag dengan perbandingan 1 : 1.Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Putih
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Portland cement pada umumnya memiliki warna keabu-abuan, warna ini
disebabkan oleh kandungan oksida krom (Cr2O3), oksida mangan (Mn2O3), dan
oksida besi (Fe2O3) di dalam portland cement tersebut. Jika kandungan Cr2O3
dikurangi 30 ppm, kandungan Mn2O3 dibatasi max. 300 ppm, serta Fe2O3 dibawah
0,35 % dalam kandungan terak, maka warna semen portland berubah menjadi warna
putih.Pustaka: (A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen Portland (Portland Cement)
Posted by: arpumiko on: November 21, 2008
Semen portland ini merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan jalan
menghaluskan terak yang mengandung senyawa-senyawa kalsium silikat dan biasanya
juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang
ditambahkan pada penggilingan akhir.Semen portland adalah semen yang diperoleh
dengan menghaluskan terak yang terutama terdiri dari silikat-silikat, calsium
yang bersifat hidrolis bersama bahan tambahan biasanya gypsum.Tipe-tipe semen portland:
1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland tipe ini digunakan untuk segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya tahan terhadap sulfat, panas hiderasi, dan sebagainya. Semen ini mengandung 5 % MgO dan 2,5 -3% SO3.
2. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
Semen ini digunakan untuk bahan konstruksi yang memerlukan sifat khusus tahan terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini mengandung 20% SiO2, 6 % Al2O3, 6% Fe2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.
3. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
Semen ini merupakan semen yang digunakan biasanya dalam keadaan-keadaan darurat dan musim dingin. Digunakan juga pada pembuatan beton tekan. Semen ini memiliki kandungan C3S yang lebih tinggi dibandingkan semen portland tipe I dan tipe II sehingga proses pengerasan terjadi lebih cepat dan cepat mengeluarkan kalor. Semen ini tersusun dari 3,5-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35% C3S, 6% MgO, 40% C2S dan 15% C3A.
4. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Semen tipe ini digunakan pada bangunan dengan tingkat panas hiderasi yang rendah misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement ini memiliki kandungan C3S dan C3A lebih rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini tersusun dari 6,5 % MgO, 2,3 % SO3, dan 7 % C3A.
5. Tipe V (Super Sulphated Cement)
Semen yang sangat tahan terhadap pengaruh sulphat misalnya pada tempat pengeboran lepas pantai, pelabuhan, dan terowongan. Komposisi komponen utamanya adalah slag tanur tinggi dengan kandungan aluminanya yang tinggi, 5% terak portland cement , 6 % MgO, 2,3 % SO3, dan 5 % C3A.
Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Jenis-Jenis Semen
Posted by: arpumiko on: November 4, 2008
Umumnya jenis semen yang dikenal saat ini antara lain sebagai berikut:1. Semen Portland (Portland Cement)
2. Semen Putih
3. Semen Masonry
4. Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)
5. Semen Alami (Natural Cement)
6. Semen Slag (Slag Cement)
7. Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement)
8. Semen Pozzolona
9. Semen Trass
Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Pabrik Semen Padang Jadi Museum
Posted by: arpumiko on: November 4, 2008
Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki museum pabrik semen pertama.
Pabrik semen pertama milik Semen Padang yang dibangun pada tahun 1910 silam
segera dijadikan museum dengan menelan dana sebesar Rp 10 miliar.“Ini karena evolusi industri,” kata Direktur Utama PT Semen Padang, E Irzal kepada wartawan di Wisma Indarung Padang, Sumatera Barat, Kamis (27/3/2008).
Selain karena kondisi pabrik yang sudah tua dan tidak layak, pembangunan museum ini juga untuk digunakan para pelajar dan mahasiswa sebagai studi proses pembangunan semen.
Irzal menambahkan, pembangunan museum ini untuk menghargai sejarah serta untuk menandakan bahwa pabrik semen pertama berada di Padang.
Untuk dana yang digelontorkan untuk pembangunan museum yang berada di dalam komplek perusahaan, PT Semen Padang menyiapkan dana sebesar Rp 10 miliar.
“Total dana sebesar Rp 10 miliar untuk tahap pertama. Dana pertama yang dikeluarkan pertama ini sebesar Rp 2 miliar dulu,” ungkap Irzal.
Irzal menambahkan, pembangunan museum pabrik semen yang berada di atas ketinggian 200 meter dari atas permuakaan laut diharapkan selesai pada akhir tahun 2009.
Untuk museum ini nantinya, selain masih memperlihatkan bangunan pabrik yang asli juga akan dilengkapi dengan miniatur pabrik untuk mengetahui proses pembuatan semen.
Perlu diketahui, pabrik Semen Padang berada di Desa Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan yang berada di atas ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Dengan luas tambang kapur 260 hektar.
Selain dipenuhi berbagai tanaman untuk menyaring polusi, di dalam area pabrik ini juga terdapat area padang gol yang memiliki 11 hole (H).
Pustaka:
(H) Hartadi, Budi. 2008. Pabrik Semen Padang Jadi Museum. http://www.detikfinance.com. 11 Oktober 2008, pukul 07:49 W
Bahan Baku Pembuatan Semen
Posted by: arpumiko on: October 11, 2008
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir
silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan
untuk memproduksi semen yaitu:1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %.
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% – 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A).
Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Pengertian Semen
Posted by: arpumiko on: September 20, 2008
Semen berasal dari bahasa latin “cementum”, dimana kata ini mula-mula
dipakai oleh bangsa Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat, dengan kata
lain semen dapat didefinisikan adalah suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk
halus, bila ditambah air akan terjadi reaksi hidrasi sehingga dapat mengeras
dan digunakan sebagai pengikat (mineral glue). Pada mulanya semen digunakan
orang-orang Mesir Kuno untuk membangun piramida yaitu sejak abad ke-5 dimana
batu batanya satu sama lain terikat kuat dan tahan terhadap cuaca selama
berabad-abad. Bahan pengikat ini ditemukan sejak manusia mengenal api karena mereka
membuat api di gua-gua dan bila api kena atap gua maka akan rontok berbentuk
serbuk. Serbuk ini bila kena hujan menjadi keras dan mengikat batu-batuan
disekitarnya dan dikenal orang sebagai batu Masonry (A).Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Mutu Beton
Mutu Beton menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan.
Mutu Beton dengan fc'
Beton dengan mufu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American Concrete Institute).
1 MPa = 10 kg/cm2
Mutu Beton dengan Karakteristik
Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada standar eropa lama.
Disini kita tidak bisa langsung mengatakan 25 MPa sama dengan K-250
Perbandingan fc' dan K
Dengan perbandingan kuat tekan benda uji :
Kubus 15x15x15 cm = 1,00
Kubus 20x20x20 cm = 0,95
Silinder 15x30 cm = 0,83
Contoh :
Mutu beton fc' 25 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa?
Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83
= 301,20 kg/cm2 ~ K-300
Mutu Beton dengan fc'
Beton dengan mufu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American Concrete Institute).
1 MPa = 10 kg/cm2
Mutu Beton dengan Karakteristik
Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada standar eropa lama.
Disini kita tidak bisa langsung mengatakan 25 MPa sama dengan K-250
Perbandingan fc' dan K
Dengan perbandingan kuat tekan benda uji :
Kubus 15x15x15 cm = 1,00
Kubus 20x20x20 cm = 0,95
Silinder 15x30 cm = 0,83
Contoh :
Mutu beton fc' 25 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa?
Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83
= 301,20 kg/cm2 ~ K-300